Sedikit asal istiqomah akan lebih berkah
kalimat itu yang coba diamini sahabat sahabati PMII Dukuhwaluh malam ini. Kalimat
itu jualah yang membuat LIGA KOPI terus bergulir dengan atau tanpa banyak
peserta . Dari minggu ke minggu forum diskusi ini mengupas berbagai hal yang
dibutuhkan sahabat sahabati PMII. Karena memang tidak ada cara lain untuk
meningkatkan kapasitas kecuali
memaksa diri masuk dalam ruang-ruang diskusi. Setidaknya
itu yang menjadi keyakinan Maryawati. Mahasiswi yang mulai aktif di PMII sejak
satu tahun lalu ini percaya diskusi adalah cara asyik meningkatkan kapasitas
diri.
Dalam
edisi kali ini LIGA KOPI mengetengahkan tema Lancar Berbicara di Depan Umum. Berbicara di depan umum merupakan ketrampilan yang perlu
diasah. Meski berbicara di depan umum, bagi sebagian orang, sama
mudahnya dengan berbicara di depan cermin. Kenyataanya tidak sedikit orang yang
tidak berani bahkan hanya sekedar mengucap salam jika itu dilakukan di depan banyak orang. Padahal kita tahu mereka sama-sama manusia yang tidak akan menggigit jika hanya sekedar disapa. Apa pasal?
Ketakutan akan bayang-bayanganya sendiri
Banyak
diantara kita yang sudah merasa gagal jauh sebelum mencoba. Pun dengan ketika disuruh
berbicara di depan umum, kita lebih sering untuk langsung menjawab TIDAK. Sebabnya
kita merasa bahwa kita tidak memiliki kemampuan itu. Alasannya tentu bukan
karena kita tak bisa bicara, melainkan karena membayangkan diri ditertawakan. Ya,
kita seringkali sok bisa meramal, sehingga berani menghukumi sesuatu yang belum
terjadi. Lebih memang kerap kali ketakutan kita lebih superior ketimbang
kemampuan yang kita miliki. Lantas bagaimana menghadapinya?
Coba
saja! Ya hanya sesederhana itu. Coba saja dengan mengiyakan atau mengambil
kesempatan jika ada peluang berbicara di depan umum. Tentu jika engkau pemula,
harus lebih dahulu melakukan persiapan yang nanti akan dibahas di bagian
selanjutnya.
Tidak percaya diri dan takut lupa
Dalam
setiap seminar atau workshop Public
Speaking, pertanyaan tentang bagaimana mengatasi rasa tidak percaya diri
dan bagaimana jika lupa saat di panggung selalu muncul. Sepertinya pertanyaan
tersebut adalah pertanyaan yang paling alamiah. Pertanyaan yang membuat banyak
orang menolak jika diminta berbicara di depan umum.
Soal
kepercayaan diri dan lupa adalah soal persiapan. Pada titik ini kita harus
bersepakat bahwa public speaking
adalah seni menyampaikan isi kepala. Dengan kata lain, kita harus mempersiapkan
sesuatu yang hendak disampaikan. Bagaimana mungkin kita mau berbicara di depan
umum jika kita saja tidak memiliki bahan yang akan disampaikan. Oleh karenanya
mempersiapkan materi merupakan langkah penting yang juga akan berimplikasi pada
meningkatnya rasa percaya diri. Yakinlah.
Hal
yang lebih lebih sederhana untuk mengtasi rasa gugup adalah olah pernapasan. Tariklah
napas panjang, tahan sebentar lalu hembuskan perlahan. Ulangi hingga tubuhmu
merasa lebih rileks.
Lalu
bagaimana jika lupa materi? Gampang saja. Ketahuilah bahwa audien tidak
mengetahui apa yang akan kamu sampaikan. Maksudnya jika lupa saat sedang,
misalnya, mengisi materi kamu cukup menyampaikan apa yang kamu ingat dulu. Jangan
sekali-kali mencoba diam mengingat-ingat jika tidak ingin rasa percaya dirimu
runtuh seketika. Apalagi sampai garuk-garuk kepala. Mengalir saja, jika sudah
ingat kamu bisa menyampaikannya dengan mengatakan itu tambahan.
Dicueki saat sedang berbicara
Tidak
ada satupun manusia di bumi yang suka dicueki. Pun dengan soerang speaker. Maka wajar saja jika kamu
mengkhawatirkan hal yang demikian. Tapi tenang saja, LIGA KOPI punya triknya.
Secara alamiah manusia akan memperhatikan seseorang yang memperhatikannya. Pernah
mendengar hukum siapa yang mau dihormati
maka harus menghormati orang lain? Kurang lebih seperti itu pulalah cara
perhatian bekerja. Maka ketika berbicara,
terlepas itu di depan umum atau tidak, mencurahkan perhatian secara utuh
adalah yang yang penting.
Dalam
komunikasi, bahasa verbal hanya mempengaruhi 20% penyampaian informasi. Sisanya
bahasa non verbal yang bekerja. Maka biarkan tubuhmu berbicara. Gunakanlah gerak
tangan untuk memperjelas kata-kata. Gerakan tangan juga akan berparalel dengan
peningkatan rasa percaya diri. Hadapkan tubuh pada audienmu, arahkan
pandanganmu ke sana. Ajaklah mereka berkomunikasi dengan tatapanmu. Jika audien
masih cuek, diamlah sebentar, bisa juga dengan melemparkan lelucon. Atau jika memungkinkan
kamu bisa berjalan untuk sekedar mengganti blocking
atau bisa juga mendekati yang sedang mencuekimu. Satu yang perlu diingat,
jangan pernah menegur secara langsung. Karena selain akan membuatnya malu, kamu
juga akan kehilangan simpati audienmu.
Tidak komunikatif
Berbicara
adalah upaya bertukar gagasan. Maka sebaiknya kamu tahu apa poin yang ingin
kamu sampaikan di depan khalayak itu. Padatkanlah bahasamu jika kamu memang
bukanlah tipikal orang yang banyak omong. Lagi pula itu akan membuatmu terlihat
lebih berwibawa. Gunakan intonasi yang berbeda seperti lebih keras atau lebih
pelan untuk menegaskan hal-hal yang kamu anggap penting. Berkaitan dengan
komunikatif atau tidak, agar kamu lebih membumi dan diterima oleh audien,
sebaiknya kamu mengenali dulu latar belakang audienmu. Sehingga ketika membuat
contoh atau lelucon bisa lebih mengena.
Belum pernah
Lancar
berbicara di depan umum tak melulu soal jam terbang. Melainkan juga teknik dan
trik. Padu padankan ketiganya maka kamu akan terlihat makin baik. Tetapi jika
belum banyak jam terbangnya, kamu tetap bisa mencoba dengan mengandalkan teknik
dan trik yang sudah dikupas di atas.
Lalu
pada akhirnya kita harus tahu bahwa kesaktian kata-kata bergantung pada
integritas diri. Maksudnya jika kata-katamu ingin diengar maka perbuatan harus
searah dengan kata-katamu. Terkesan tak masuk akal memang, tapi memang
begitulah adanya. Agar suaramu di dengar dan nasehatmu dijalankan kamu harus
menyatu dengan kata-katamu. Guru yang suka telat tidak akan didengar ketika
sedang ceramah soal kedisiplinan. Begitulah.
Sip bang.. Semoga menjadi menjadi solusi yg mampu sy realisasikan.. Thx
BalasHapus