Senin, 16 Mei 2011

RAHASIA DIBALIK PERINTAH ALLAH SWT, Hikmah Husnudzon Vs Su’udzon

Abdul Mufid*

Manusia adalah mahluk Allah yang paling sempurna. Dikarunia hati nurani, dan akal. Unsur manusia terdiri dari jiwa dan raga. Raga merupakan jasmani atau badan fisik kita yang terlihat secara fisik bebentuk tiga dimensi, sedangkan jiwa atau soul merupakan bagian tubuh manusia yang abstrak yang tidak nampak namun dapat dirasakan.

Melalui tulisan ini, penulis akan mengupas tentang bagaimana manusia menggunakan pikiran dan rahasia dibalik kekuatan pikiran tersebut. Dengan daya pikir manusia mampu menginterpretasikan semua apa yang ada pada diri sendiri mapun apa yang ada di luar diri kita. Namun, terkadang manusia salah menggunakan pikirannya untuk berpikir yang tidak-tidak (pikiran negatif) terhadap orang lain atau terhadap sesuatu yang menimpa pada dirinya.

Dalam ajaran agama Islam kita dilarang untuk berprasangka buruk terhadap orang lain ataupun terhadap apa yang menimpa pada diri kita. Perasangka ini biasa di sebut dengan sifat su’udzon. Larangan dari sifat ini di pertegas dengan firman Allah yang berbunyi:

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa ... " (QS al-Hujurat: 12)

Dasar lain yang melarang sifat su’udzon sebagaimana dalam sabda Rosulullah SAW:

Rasulullah saw bersabda, "Janganlah salah seorang di antara kamu mati melainkan dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah Ta'ala." (HR Muslim)

Setelah kita mengetahui definisi dari su’udzon, mari kita tengok apa sih bahaya dari sifat su’udzon, apa sih manfaat dari husnudzon, rahasia apa yang terkandung dibalik larangan Allah SWT tersebut. Baru-baru ini, fisika kuantum telah menemukan kekuatan yang luar biasa yang terdapat di semesta ini, kekuatan dahsyat yang banyak orang mengabaikannya.

Apakah kekuatan itu? Jawabanya adalah kekuatan pikiran ya The Power of Mind. Apa yang terjadi pada diri kita sendiri ataupun apa yang menimpa diri kita semuanya di pengaruhi oleh perasaan dan pikiran kita, bahkan apa yang terjadi di sekitar kita juga dipengaruhi oleh pikiran-pikiran kita dan semuanya atas kehendak Allah SWT.

Dengan demikian betapa besarnya kekuatan pikiran kita sehingga berpengaruh terhadap setiap kejadian-kejadian yang kita alami dalam kehidupan kita. Sehingga menjadi jelas bahwa Allah sayang kepada hamba-hambanya dengan larangan-larangan yang tersirat dalam perintah agama. Karena dengan berprasangka baik husnudzon maka kita akan mendaptkan sesuatu yang baik pada diri kita, demikian pula jika kita berprasangka buruk atau su’udzon maka kitapun akan mendapatkan dampak yang buruk pula.

Hal ini sesuai dengan hukum alam semesta yaitu;
“Alam semesta selalu akan memantulkan apa yang ada dalam pikran dan perasaan kita dengan kekuatan berlipat ganda”

Dalam pelajaran IPA di SMP, kita di kenalkan dengan adanya gelombang Gaung, atau bunyi yang di pantulkan kembali sehingga terdengar berulang-ulang. Ketika kita meneriakan kata “ CINTA” maka kata tersebut akan memantul dan terdengar secara berulang-ulang, dan semakin keras kata itu kita diteriakan maka akan semakin keras pula suara yang dipantulkan kembali. Coba kita bayangkan apa yang akan terjadi bila kita berprasangka yang buruk atau menciptakan prasangka negatif? Maka sudah pasti alam semesta ini akan memantulkan kembali hal tersebut secara berulang-ulang kepada kita. Demikian juga sebaliknya jika kita menciptakan pikiran-pikiran yang positif pada diri kita.

Pikiran manusia merupakan anugrah yang tiada tara yang Allah berikan kepada kita, dan hanya manusialah yang mempunyai pikiran sehingga manusia mampu bertindak dengan pikiran dan perasaan.

Pikiran kita sangat mempengaruhi apa yang terjadi dalam hidup kita, karena pikiran mampu menciptakan gelombang-gelombang kekuatan yang sangat dahsyat yang mampu mempengaruhi apa yang ada di alam semesta ini. Para ilmuan dunia baru-baru ini menemukan kekuatan alam yang disebut dengan hukum daya tarik-menarik atau Law Of Attraction. Hukum ini berbunyi
“Setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, sesungguhnya kita sendiri yang menariknya ke adalam kehidupan kita”

Sudah saya jelaskan diatas bahwa pikiran manusia adalah kekuatan gelombang yang dipancarkan oleh manusia ke alam semesta, kemudian gelombang tersebut akan direspon oleh alam semesta dan akan kembali pada diri kita. Pikiran manusia merupakn elektro-magnet paling kuat di alam semesta ini. Ketika kita sedang memikirkan dan meraskan sesuatu maka kita sedang mengalirkan arus listrik ke alam semesta, sehingga secara otomatis kita sedang menarik sesuatu apa yang kita pikirkan, kaerana kita telah menjadi elektro-magnet di alam semesta ini.

Jika dalam hidup keseharian kita menciptakan pikiran dan perasaan yang positif maka kita akan menarik kejadian-kejadian yang posotif. Berarti sangat berbahaya jika kita menciptakan pikiran negatif dalam pikran kita, karena kita sedang menarik kejadian-kejadian yang negatif untuk diri kita sendiri.

Subhanallah ilmu Allah maha luas, segala perintah Allah untuk mahluknya mempunyai rahasia yang sangat luar biasa dan dapat dilogiskan oleh akal dan pikiran manusia. Perintah husnudzon dan larangan su’udzon ternyata ada hikmah yang luar biasa di balik itu semua. Dengan potensi otak dan pikiran, kita diperintahkan oleh Allah untuk selalu mencari Ilmu sampai kita tidak mampu bernafas lagi.

Mari kita berhusnudzon dengan meningkatkan Iman dan Taqwa kita kepda Allah SWT dengan lebih bersemangat lagi menjalankan perintah-perintah agama dan menjauhi larangga-Nya, karena yakin setiap perintah dan larangan mempunyai nilai positif untuk manusia, karena sejatinya Allah tidak butuh dengan kita tetapi kitalah yang sangat membutuhkan Allah.
*(Ketua Umum PMII Komisariat Dukuhwaluh / Mahasiswa FKIP UMP Pend. Geografi Smt VI )

1 komentar:

  1. Kalau saya boleh menambahkan, dalil bisa dikuatkan lagi dengan menyitir hadits "ana inda zhonni abdiy bi" AKU sesuai dengan prasangka hambaku. Alam akan Allah perintahkan menjadi seperti apa yang disangkakan seorang hamba itu sendiri. Jika ia berfikiran positif maka Allah buat alam dan seisinya menjadi positif dan begitu sebaliknya. Good article ...

    BalasHapus